UKKPPM (Unit Kegiatan Khusus Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) SMART CITY Universitas menyelenggarakan lokakarya “Keterlibatan Pendidikan Tinggi dalam Ekosistem Inovasi Pertanian di Jawa Barat, Indonesia” (Hotel Mercure City Center, Kota Bandung, 18-19 Agustus 2022). Lokakarya ini mengulas keterlibatan Perguruan Tinggi dalam ekosistem inovasi untuk memperkuat ekosistem inovasi pertanian di Jawa Barat. Lokakarya dihadiri 32 peserta dengan melibatkan para pemangku kepentingan di bidang terkait, mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, universitas, organisasi nirlaba, industri swasta, dan lembaga riset di bidang pertanian.
Dalam lokakarya ini, Penasihat SMART CITY, Ahmad Gamal S.Ars., M.Si., M.U.P., Ph.D. mengingatkan perlunya peran kolaborasi aktor didalam ekosistem terutama memanfaatkan perangkat yang sudah ada. “Dalam mengembangkan ekosistem inovasi diperlukan kerjasama dan kolaborasi yang intens antar aktor terutama universitas dengan berbagai industri di wilayah sekitarnya. Peran universitas dalam upaya menghilirisasi dan mengkomersialkan hasil riset akan sulit dilaksanakan tanpa kerja sama ini,” tuturnya.
Ir. Dadang Syamsul Munir, M.M, CEO PT Botani Seed Indonesia memaparkan bahwa perguruan tinggi bisa menjadi perantara antara kampus dengan industri dengan mendirikan Science Techno Park. Techno Park berperan penting sebagai hub Pengembangan Platform Inovasi sehingga universitas dapat terhubung dengan pemerintah dalam rangka dukungan anggaran, informasi, hingga kebijakan serta kerjasama dengan industri, yang akan berdampak pada pertumbuhan industri itu sendiri sehingga universitas akan lebih menciptakan inovasi yang sesuai dengan tuntutan pasar. “Techno Park dapat menjadi sebuah tempat di mana inovasi tersistem dan menghimpun berbagai kapabilitas teknologi yang menghubungkan industri dengan universitas bersama pemerintah untuk mengembangkan inovasi daerah,” Lanjutnya
Tuti Haryanti S.T., M.Si, Kepala Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Bandung Barat memaparkan mengenai inovasi Smart Farming, upaya mendorong efisiensi pertanian dan menghadapi ancaman krisis pangan oleh pemerintah melalui penyediaan komoditas pangan lokal. Digitalisasi dilakukan dalam bidang pertanian agar sejalan dengan Revolusi 4.0. Ini diperlukan mengingat minat warga berusia 18-45 tahun terhadap pertanian masih rendah dan mengakibatkan aging farmer dimana banyak petani dari kelompok usia tua. Menurut Bu Tuti, Smart Farming dapat mengatasi fenomena aging farmer ini dengan meningkatkan minat masyarakat dari kelompok muda.
Dari lokakarya ditemukan bahwa perguruan tinggi merupakan aktor dengan peran terbanyak di ekosistem inovasi. Namun sayangnya tiap-tiap institusi masih bekerja sendiri-sendiri. Beberapa peserta bahkan menyebutkan “ego sektoral” sebagai salah satu faktor penghambat kolaborasi antara aktor. Selain itu, diutarakan pula mengenai birokrasi atau administrasi yang menyulitkan dari pemangku kebijakan, minimnya regulasi yang mengatur terkait kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta tidak adanya alokasi pendanaan yang berkelanjutan sebagai penghambat lainnya.
Kegiatan lokakarya ini merupakan bagian dari aktifitas SMART CITY Universitas Indonesia, bekerja sama dengan University of Notre Dame (UND), Amerika Serikat dengan didanai oleh USAID, Badan Pengembangan Internasional dari Amerika Serikat. SMART CITY melaksanakan penelitian yang berjudul SHARE (Supporting Holistic and Actionable Research in Education) sejak awal tahun 2022. Di Indonesia, SHARE memiliki dua prioritas penelitian tentang (1) Ekosistem Inovasi, dan (2) Keberlanjutan Keuangan di Perguruan Tinggi.
Selain bermanfaat bagi kalangan perguruan tinggi di Indonesia, hasil penelitian ini dimaksudkan menjadi masukan untuk pembuatan desain penelitian, memajukan prioritas pembelajaran pendidikan global, dan memperkuat ekosistem bukti untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan untuk kebijakan ataupun program USAID.